Signalling theory, yang pertama kali diperkenalkan oleh Michael Spence pada tahun 1973, adalah konsep penting dalam bidang ekonomi dan bisnis yang menjelaskan bagaimana pemilik informasi berusaha menyampaikan data penting kepada penerima informasi. Teori ini menjelaskan bahwa pemahaman penerima terhadap sinyal yang diberikan akan mempengaruhi perilaku mereka, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.
Perkembangan Signalling Theory
Teori sinyal mengalami pengembangan lebih lanjut oleh Ross pada tahun 1977, yang menekankan pada pentingnya eksekutif perusahaan untuk menyampaikan informasi internal kepada calon investor dengan tujuan meningkatkan nilai saham perusahaan. Dengan demikian, teori ini secara garis besar fokus pada bagaimana perusahaan harus berkomunikasi dengan pengguna laporan keuangan mereka.
Signalling dan Keputusan Investasi
Menurut Jama’an (2008), informasi yang diberikan oleh manajemen melalui laporan keuangan harus mencerminkan upaya nyata dalam merealisasikan tujuan pemilik perusahaan. Respons investor terhadap sinyal-sinyal ini dapat bervariasi, mulai dari pengejaran saham yang dijual hingga sikap tunggu dan lihat seperti yang dijelaskan oleh Fahmi (2014).
Kualitas informasi yang diberikan sangat kritikal. Seperti yang diungkapkan oleh Saputra dan Dharmadiaksa (2016), ada korelasi langsung antara komunikasi yang efektif dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang akurat dan jujur adalah esensial, mengurangi asimetri informasi dan memungkinkan investor untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Implikasi Signalling Theory bagi Perusahaan
Laporan keuanga yang akurat dan transparan akan meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong investasi lebih lanjut. Kejelasan ini mempromosikan gambaran realistis dari kinerja perusahaan, mendorong peningkatan harga saham dan menarik lebih banyak modal. Namun, sebaliknya, jika laporan keuangan menunjukkan kinerja yang buruk atau tidak akurat, hal ini dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan dan keraguan dari para investor, dengan konsekuensi jangka panjang bagi nilai saham dan kemungkinan investasi.
Pengertian dan Pengukuran Return Saham serta Pengaruh Rasio Profitabilitas
Memahami Return Saham: Pengertian, Jenis, dan Faktor Penentu
Investor di pasar modal terus mencari cara untuk memaksimalkan return dari investasi mereka, dan salah satu instrumen investasi yang dipilih adalah saham. Pengertian return saham yang diuraikan oleh Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa ini merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas investasi, sebagai imbalan atas resiko yang diambil investor. Ini termasuk baik dividen maupun capital gain, menurut Bambang dalam penelitian Handara dan Purbawangsa (2016).
Capital Gain dan Dividen: Dua Bentuk Keuntungan Investasi Saham
Capital gain atau loss adalah selisih antara harga penutupan saham saat ini dibandingkan dengan harga di periode sebelumnya, diukur sebagai persentase dari harga di periode terakhir. Sedangkan dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, dibagi dengan harga beli saham per lembar.
Return Realisasi dan Return Ekspektasi: Memahami Kinerja dan Risiko Investasi
Menurut Jogiyanto (2000), ada dua jenis return yaitu return realisasi yang dihitung dari data historis, dan return ekspektasi yang merupakan harapan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Return realisasi ini menjadi alat pengukuran kinerja yang penting, sementara ekspektasi return membantu investor dalam menilai potensi risiko dan peluang di masa depan.
Pentingnya Rasio Profitabilitas dalam Menilai Saham
Menurut Harahap (2011), rasio profitabilitas memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, termasuk penjualan dan aset. Indikator utama seperti Return on Assets (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) sangat diperhatikan oleh investor karena keduanya mengungkapkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan mempengaruhi keputusan investasi.
Return on Assets (ROA) dan Earnings Per Share (EPS): Ukuran Efisiensi dan Keuntungan
ROA menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya untuk mendapatkan laba bersih, dan EPS mengukur jumlah keuntungan perusahaan yang dapat diatribusikan kepada tiap saham. Parwati dan Sudiartha (2016) menekankan bahwa ROA penting untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
Dalam dunia investasi, kecakapan sebuah perusahaan dalam mengelola aset dan menghasilkan laba per lembar saham merupakan indikator penting yang kerap dipertimbangkan investor. Dua rasio yang tidak bisa diabaikan dalam analisis keuangan adalah Return on Assets (ROA) dan Earnings Per Share (EPS). Investasi yang bijak memerlukan penilaian mendalam atas kedua aspek ini, yang secara langsung berpengaruh pada return yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pengertian dan Fungsi Return on Assets (ROA)
ROA dianggap sebagai indikator efektivitas manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bersih. Perusahaan dengan aset besar memiliki potensi untuk memperoleh keuntungan yang besar pula, menandakan manajemen keuangan yang efektif. ROA dicatat dengan rumus:
ROA = Laba bersih setelah pajak : total aset x 100%
ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengoptimalkan aset yang dimiliki untuk mencetak laba yang maksimal, mengindikasikan pengelolaan keuangan yang baik.
Pentingnya Earnings Per Share (EPS) bagi Investor
EPS adalah indikator yang menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap lembar saham yang diterbitkan. Ini sangat penting karena memberikan gambaran langsung kepada investor tentang seberapa profitabel investasi per saham yang mereka miliki. EPS dihitung dengan rumus:
EPS = Laba bersih setelah pajak : Jumlah lembar saham x 100%
Perusahaan dengan EPS tinggi seringkali dipandang sebagai investasi yang menarik karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi, mempengaruhi pertumbuhan dan daya tarik pasar.
Interaksi antara ROA dan EPS dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan
Selain berfungsi sebagai alat ukur kinerja internal, ROA dan EPS juga memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai pasar perusahaan. Manajemen yang handal akan berupaya mempertahankan atau meningkatkan kedua nilai ini untuk meningkatkan kepercayaan dan investasi dari para pemegang saham.
Manajemen perusahaan yang mampu menciptakan nilai pasar yang lebih tinggi dari biaya investasi menghasilkan return yang lebih tinggi, meningkatkan kesehatan finansial dan daya saing perusahaan pada skala global.
Kesimpulan: Mengukur dan Memahami Return Saham untuk Investasi Bijak
Dengan memahami konsep return saham, investor dapat membuat keputusan lebih tepat saat berinvestasi. Pengetahuan ini, dikombinasikan dengan pemahaman tentang rasio profitabilitas seperti ROA dan EPS, dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang kesehatan finansial perusahaan dan potensi imbal hasil saham di masa depan.
Investor yang cerdas akan memperhatikan semua indikator ini untuk memaksimalkan potensi return mereka dan mengelola risiko dengan lebih efektif.
Signalling theory menekankan pentingnya komunikasi berkualitas tinggi antara perusahaan dan investor. Kualitas laporan keuangan tidak hanya mempengaruhi persepsi dan perilaku investor tetapi juga mencerminkan integritas dan kinerja internal perusahaan secara keseluruhan. Sehingga, sangat penting bagi perusahaan untuk mempertahankan transparansi dan akurasi dalam semua bentuk komunikasi eksternal.
Dengan memperhatikan estaspek-aspek ini, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan investor dan memperluas akses mereka kepada sumber daya keuangan yang lebih besar, yang pada akhirnya akan mendukengl perluasan dan pertumbuhan bisnis.
Investor yang cerdas akan selalu menilai kinerja dan prospek perusahaan melalui ROA dan EPS sebelum mengambil keputusan investasi. Pemahaman yang mendalam tentang cara perusahaan mengelola aset dan menciptakan laba per saham adalah kunci untuk mengetahui seberapa baik investasi Anda akan berkembang atas waktu. Memantau dan memahami perubahan dalam indikator-indikator ini dapat membantu meminimalkan risiko dan mengoptimalkan pengembalian investasi.
Dengan demikian, ROA dan EPS tidak hanya penting bagi manajemen perusahaan tetapi juga merupakan komponen penting dalam pembuatan keputusan oleh investor yang ingin memperoleh hasil maksimal dari investasi mereka.